“Mohammad Nasih adalah salah satu individu yang mengambil pilihan secara sadar untuk berumah di tepi air. Kalaupun sewaktuwaktu timbul ombak yang dapat menyeret dan melenyapkan, hal itu tidak menjadi perhatian utama. Bagi beliau, justru tepi air menyajikan suatu keindahan yang tak terperi. Di salah satu sudut, tertanam tegak pohon kelapa yang melambai-lambai mengikuti irama angin. Formasi karang terbentuk di sudut lain tepi air, memecah ombak-ombak kecil yang datang. Tak jarang, sinar matahari kala terbit dan tenggelam semakin memperindah tepi air. Selain keindahan, tepi air memberikan kemudahan untuk mengakses samudera politik yang memiliki kekayaan alam melimpah ruah.
Oleh karena itu, banyak individu lain yang juga memutuskan untuk berumah di tepi air. Sayangnya, tidak semua individu mempunyai tujuan yang baik. Bahkan, mayoritas individu berumah di tepi air agar kekayaan alam samudera dapat dieksploitasi untuk kepentingan pribadi maupun golongan.”